Jumat, 10 Agustus 2012

Hidup Adalah Pilihan



Assalamu Alaikum Wrahmatullahi Wabarakatu,..

"Sebuah kisah Inspiratif"

Yang menceritakan tentang begitu perihnya pengorbanan seekor Kerang kecil yang sedang dalam masa pertumbuhannya menuju pilihan hidup yang lebih baik,..
Subhanallahh,..Semoga kita dapat memetik manfaat dari kisah si kerang Mutiara yang sangat beruntung ini,...

^Kerang Rebus Atau Kerang Mutiara yang Berkilauan^



Seekor anak kerang menangis sendu, mengadu pada sang bunda.
“Ibu, badanku sakit sekali…. Perih dan ngilu….. bantu aku ibu… kuakkan kulitku dan keluarkan pasir yang menyusup ke dalam tubuhku….”

Sang bunda hanya dapat memandang ananda dengan tatapan pilu. Perih hatinya, dan penderitaan sang anakpun seakan lekat dirasakannya. Ucapnya..

“Nak…. Maafkan ibumu ini, tak mampu ibu membantumu sayang…. Kita diciptakan sang Maha Kuasa tanpa sepotong tanganpun…., sehingga ibu tak mampu menguak cangkangmu dan mengeluarkan pasir yang menyusup ke dalam tubuhmu itu nak….”

Sang anak semakin merintih, menangis sendu merasakan goresan butiran-butiran pasir yang menyayat tubuhnya.

“Ibu… ini sakit sekali, aku tak mampu bertahan bu…. Apa yang harus kulakukan? Mengapa kehidupan ini begitu kejam? Aku sakit bu….!” Rintihnya, membuat sang ibu ikut menitikkan airmata, merasakan perih yang sedang mendera sang ananda tercinta.

“Sayang…. Tabahkan hatimu…. Kuatkan semangatmu untuk bertahan. Percayalah, dirimu diberi kekuatan untuk bertahan atas cobaan yang sedang diberikanNya bagimu. Tetaplah semangat anakku. Balutlah pasir itu dengan carian perutmu. Percayalah, rasa sakit itu akan berkurang jika kamu menuruti nasehat ibu.”

Anak kerang pun menuruti nasehat sang bunda. Terkadang rasa nyeri itu dirasakan berkurang namun tak jarang rasa nyeri semakin mendera. Namun kekuatan semangat yang selalu disuntikkan sang bunda, adalah penyelamat dan pelipur lara dan deritanya.  Walau kadang kala, saat rasa sakit tiada tara mendera, nasehat sang bunda terpaksa diragukannya. Dengan air mata, dia berusaha bertahan. Bertahun lamanya hingga tanpa disadarinya butiran pasir yang mulai mengeras oleh cairan perutnya, kini semakin terbentuk, halus. Mulus. Makin lama makin halus, mengkilat dan kemilau. Rasa sakit pun mulai berkurang. Butiran pasir yang mengeras itu, ternyata membentuk sebutir mutiara yang kian membesar, indah dan mempesona.

Suatu hari, seorang penyelam menemukan si kerang kecil. Dijumputnya kerang mungil itu dan membawanya ke permukaan. Berserulah dia pada temannya di atas perahu.

“Hei… lihatlah, aku menemukan sebuah kerang dibalik karang, dan ini kerang mutiara!” 
Gembira sekali suara si penyelam. Temannya mendekat, memperhatikan dengan seksama. Sebilah pisau diambil sahabat si penyelam dari perahu, dan dicungkilnya salah satu cangkang si kerang kecil. Tampaklah saat cangkang terkuak…. Sebutir cahaya berkilau indah dari dalam kerang kecil. Sebutir mutiara, tampak menempel indah disana. Begitu menakjubkan, membuat kedua penyelam tersenyum bahagia.

“Terima kasih Tuhan atas berkah ini.” Penantian sang kerang kecil berakhir sudah. Pasir yang mulanya menyakitkan, menderanya tiada henti…kini berubah menjadi sebutir mutiara indah berkilauan.

Sobats….terkadang cobaan terasa memang begitu menyiksa… bahkan terkadang membuat kita putus asa dan bahkan ingin mengakhiri kehidupan. Namun berapa banyakkah diantara kita yang masih menyadari bahwa dibalik cobaan itu ada hikmah? Bahwa dibalik ujian akan ada kemenangan? Bahwa dibalik penderitaan ada kebahagiaan yang telah dipersiapkan?

Banyak dari kita yang langsung menuduh Tuhan tidak adil, saat kita merasa kehidupan kita begitu miris, sementara kehidupan teman kita yang lain begitu terlihat indah?
Berapa banyakkah dari kita yang langsung menuduh Tuhan tidak sayang kita, hanya karena cobaan yang diberiNya terlalu berlarut dan berkepanjangan? Sementara kita melihat teman kita begitu menikmati kehidupannya. Tahukah kita bahwa dibalik kegembiraan atau kebahagiaan yang terlihat dinikmati si teman, ternyata dia juga menanggung penderitaan dalam bentuk lain yang tiada tertahankan jua?

Penantian bagi sang kerang kecil, untuk mengubah pasir menjadi mutiara berharga tentu sangatlah menyiksa. Sang kerang mencoba bertahan tanpa pernah tahu kapan penderitaan itu akan berakhir.
Tidakkah ini mengajarkan kita satu hal? Bahwa untuk mencapai keagungan diperlukan waktu dan kesabaran prima? Untuk menjadi hiasan para ratu dan bangsawan, sang kerang perlu waktu bertahun untuk bertahan dalam penderitaannya? Butuh malam-malam yang penuh doa, rintihan dan tangisan?


Hidup ini adalah pilihan. 
Kita dapat menentukan sendiri apakah kita akan menjadi kerang mutiara atau hanya menjadi kerang tiram yang akan mengahiri nyawanya di atas panasnya api di dapur,...